Naskah Kultum: Bertaubat Meskipun Sudah Maksimal dalam Taat

kultum taubat

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْه ُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَآلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَآلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Kita sebagai manusia tentunya tidak luput dari yang namanya kesalahan, baik itu kita dalam keadaan sadar maupun tidak sadar. Dan biasanya kita seringkali lupa atau tidak tahu  bahwa perbuatan yang kita lakukan itu adalah perbuatan maksiat kepada allah SWT.

Dan Allah itu senang dengan hambanya yang bermaksiat lalu ia bertaubat daripada dengan orang sholeh yang merasa dirinya tidak pernah melakukan maksiat kepada Allah. Sebagaimana Allah berfirman dalam QS Al Baqarah (222)

اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ التَّوَّابِيْنَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِيْنَ

“sungguh, Allah Menyukai orang yang selalu bertaubat dan menyukai orang yang menyucikan diri”

Ketika kita sedang bermaksiat kepada Allah dan kita sadar bahwa perbuatan itu adalah salah satu perbuatan maksiat dan secara tidak langsung akan ada bisikan dari dalam hati kita, bahwa perbuatan yang kita lakukan itu adalah salah satu bentuk perbuatan maksiat kepada Allah SWT. Maka kita sebagai seorang muslim harus merespon bisikan kecil itu dengan cepat, jangan sampai bisikan-bisikan kecil itu kita hiraukan karena itu adalah panggilan iman, dan ketika kita seringkali menghiraukan panggilan iman itu, maka suatu saat ketika kita melakukan maksiat panggilan iman itu tidak akan muncul kembali, dikarenakan dulu kita seringkali menghiraukannya, dan itu adalah salah satu ciri ciri hati yang mati karena panggilan iman sudah tak terdengar lagi.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Ketika kita sadar bahwa kita seringkali berbuat salah maka tidak ada salahnya bagi kita untuk segera berhijrah atau memperbaiki diri kita, karena hidayah hanyalah milik allah semata. Tetapi kita juga tidak boleh hanya menunggu kapan datangnya hidayah Allah tanpa menjemputnya, sebagaimana kisah Salman Al Farisi, bagaimana ia menjemput hidayah allah swt berpindah agama dari satu ke yang lainnya sampai akhirnya ia memeluk islam sebagai agama rahmatan lil alamin.

Ketika seseorang itu sudah berhijrah kepada allah maka allah akan memberikan ketenangan dalam jiwanya, yang mana itu adalah sebuah kenikmatan iman yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Apabila seseorang itu sudah merasakan nikmatnya iman ia akan merasa bersalah dengan dirinya sendiri ketika ia meninggalkan perbuatan baik yang sering ia lakukan, mungkin bagi orang yang belum berhijrah meninggalkan sholat fardhu sudah biasa baginya, akan tetapi bagi orang yang sudah berhijrah dan merasakan nikmatnya iman meninggalkan sholat sunnah saja ia merasa itu adalah sebuah bencana bagi dirinya, dan itulah yang dinamakan penyesalan.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Iman kita itu terkadang naik dan juga terkadang turun, ketika kita ingin iman kita itu terus naik caranya adalah dengan melakukan ketaatan kepada Allah SWT. Ketaatan itu adalah buahnya dari perbuatan amal sholih yang kita lakukan. Amal sholih itu adalah perbuatan yang menyangkut ibadah kepada Allah. Contohnya seperti sholat dan amalan ibadah lainnya.

Jadi ketika kita merasa iman kita sedang turun maka yang perlu kita lakukan adalah memperbanyak amal sholih. Karena di dalam al quran kata iman seringkali disandarkan dengan perbuatan amal sholih, contohnya di dalam surah Al Ashr ayat 3

اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ ەۙ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ ࣖ

“kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran”.

Di surat Al-Ashr disebutkan setelah kata iman di sambung dengan perbuatan amal sholih di surah Al-Baqarah juga disebutkan

الَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَ ۙ

“ (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, melaksanakan shalat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka”

Jadi mari kita pelihara Iman yang ada di dalam hati kita, dan mari kita senantiasa meningkatkannya sampai kita berjumpa dengan Allah SWT.

Naskah ini disusun oleh Salman al Farisi

Image source: unsplash.com